Cara Budidaya Buah Alpukat Unggul Berkualitas Tinggi

Budidaya buah alpukat unggul biar alpukat berkualitas tinggi Cara Budidaya Buah Alpukat Unggul Berkualitas Tinggi 
Budidaya buah alpukat unggul biar alpukat berkualitas tinggi. Alpukat, Tanaman ini berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah dan sekarang banyak dibudidayakan di Amerika Selatan dan Amerika Tengah sebagai monokultur tumbuhan dan sebagai tumbuhan pekarangan di daerah-daerah tropis lainnya di dunia. Alpukat mempunyai banyak manfaat. Bijinya yang dipakai dalam industri pakaian sebagai pewarna yang tidak gampang luntur. Batang pohonnya sanggup dipakai sebagai materi bakar. Kulit pohonnya dipakai sebagai pewarna coklat pada produk dari kulit. Daging buahnya sanggup dipakai sebagai sajian dan dipakai untuk jus buah sehat dan segar serta materi dasar untuk beberapa produk kosmetik dan kecantikan.

Budidaya buah alpukat unggul biar alpukat berkualitas tinggi Cara Budidaya Buah Alpukat Unggul Berkualitas Tinggi

10 Panduan Lengkap Teknik Dan Cara Budidaya Buah Alpukat Berkualitas Tinggi

Syarat Tumbuh

Iklim

  • Angin diharapkan oleh tumbuhan alpukat, terutama untuk proses penyerbukan. Namun, angin dengan kecepatan 62,4-73,6 km/h sanggup mematahkan ranting dan batang tumbuhan alpukat yang lunak, ringkih dan gampang patah.
  • Curah hujan minimum untuk pertumbuhan yakni 750-1000 mm/tahun. Ras Hindia Barat dan persilangannya tumbuh dengan subur pada dataran rendah.
  • Iklim tropis dengan curah hujan 2500 mm/tahun. Untuk tempat dengan curah hujan kurang dari kebutuhan minimal 2-6 bulan kering, tumbuhan alpukat masih sanggup tumbuh asal tanah terdapat air dengan kedalaman hingga 2 m.
  • Kebutuhan cahaya matahari untuk pertumbuhan berkisar 40-80%. Untuk ras Meksiko dan Guatemala lebih tahan terhadap cuaca hirau taacuh dan iklim. kering, bila dibandingkan dengan ras Hindia Barat.
  • Suhu optimal untuk pertumbuhan alpukat berkisar 12,8-28,3 oC. Mengingat tumbuhan alpukat sanggup tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi, tumbuhan alpukat sanggup mentolerir suhu antara 15-30 oC atau lebih.
  • Besarnya suhu kardinal tumbuhan alpukat tergantung setiap ras masing-masing , antara ras lain Meksiko mempunyai toleransi kekuatan hingga -7 oC, Guatemala hingga -4,5 oC, dan Hindia Barat hingga 2 oC.

Media Tanam

Tanaman alpukat biar tumbuh optimal memerlukan tanah gembur, tidak gampang tergenang air, (sistem drainase/pembuangan air yang baik), subur dan banyak mengandung materi organik.
Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat yakni jenis tanah lempung berpasir (sandy loam), lempung liat (clay loam) dan lempung endapan (aluvial loam).
Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat berkisar antara pH sedikit asam hingga netral, (5,6-6,4). Bila pH di bawah 5,5 tumbuhan akan menderita keracunan alasannya unsur Al, Mg, dan Fe larut dalam jumlah yang cukup banyak. Sebaliknya pada pH di atas 6,5 beberapa unsur fungsional menyerupai Fe, Mg, dan Zn akan berkurang.

Ketinggian Tempat

Pada umumnya tumbuhan alpukat sanggup tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi, yaitu 5-1500 m dpl. Namun tumbuhan ini akan tumbuh subur dengan hasil yang memuaskan pada ketinggian 200-1000 m dpl. Untuk tumbuhan alpukat ras Meksiko dan Guatemala lebih cocok ditanam di tempat dengan ketinggian 1000-2000 m dpl., sedangkan ras Hindia Barat pada ketinggian 5-1000 m dpl.

Teknik Budidaya Alpukat

Pembibitan
  • Persyaratan Bibit
  • Bibit yang baik antara lain yang berasal dari
  • Buah yang sudah cukup tua.
  • Buahnya tidak jatuh hingga pecah.
  • Pengadaan bibit lebih dari satu jenis untuk menjamin kemungkinan adanya persarian bersilang.

Penyiapan Bibit

Sampai ketika ini bibit alpukat hanya sanggup diperoleh secara generatif (melalui biji) dan vegetatif (penyambungan pucuk/enten dan penyambungan mata/okulasi).
Dari ketiga cara itu, bibit yang diperoleh dari biji kurang menguntungkan alasannya tumbuhan usang berbuah (6-8 tahun) dan ada kemungkinan buah yang dihasilkan berbeda dengan induknya. Sedangkan bibit hasil okulasi maupun enten lebih cepat berbuah (1-4 tahun) dan buah yang didapatkannya mempunyai sifat yang sama dengan induknya.

Teknik Penyemaian Bibit

Penyambungan pucuk (enten)

Pohon utama dipakai untuk enten yakni tumbuhan yang sudah berumur 6-7 bulan atau mungkin juga telah berumur 1 tahun, tumbuhan yang berasal dari biji yang berasal dari buah yang sudah renta dan masak, tinggi 30 cm/kurang, dan jaringan penting di dasar tidak berkayu batang.
Sebagai cabang sambungannya dipakai ujung dahan yang masih muda dan berdiameter lebih kurang dari 0,7 cm. Dahan dipotong miring sesuai dengan celah yang ada di pohon-pohon sepanjang kurang lebih 10 cm, dan kemudian dimasukkan ke dalam celah pohon yang sisi pokok diikat/dibalut.
Bahan yang baik untuk mengikat yakni karet gelang, plastik, rafia/kain berlilin. Dan disarankan sebaiknya penyambungan pada pohon pokok dilakukan serendah mungkin supaya tidak sanggup tunas pada tumbuhan pokok.
Enten-enten yang telah disambung diletakkan di tempat teduh, tidak berangin, dan lembab. Setiap hari tumbuhan disiram, dan untuk mencegah serangan penyakit tumbuhan harus disemprot dengan fungisida. Pada ekspresi dominan kemarau hama tungau putih sering menyerang, untuk itu sebaiknya dicegah dengan semprotan kelthane.
Bibit biasanya sanggup dipindahkan ke kebun sehabis usia 9-16 bulan, dan pemindahannya dilakukan pada ketika permulaan ekspresi dominan hujan.

Penyambungan mata (okulasi)

Okulasi produksi bibit dilakukan di dasar pohon berusia 8-10 bulan. Sebagai mata yang akan dicangkokkan diambil dari dahan yang sehat, dengan usia kurang lebih 1 tahun, dan matanya tampak jelas. Waktu yang paling baik untuk melekat yaitu pada ketika kulit batang semai gampang dilepaskan dari kayunya. Caranya yakni kulit pohon pokok disayat sepanjang 10 cm dan lebarnya 8 mm.
Kulit tersebut dilepaskan dari kayunya dan ditarik ke bawah kemudian dipotong 6 cm. Selanjutnya memangkas mata dengan sedikit kayu dari cabang mata (enthout), kayu dilepaskan pelan tanpa merusak mata.
Kulit bermata dimasukkan di antara kulit dan kayu yang telah di sayat pada pohon pokok dan ditutup lagi, dengan catatan mata jangan hingga tertutup. Selanjutnya balut seluruhnya dengan pita plastik. Bila dalam 3-5 hari matanya masih hijau, berarti penempelan berhasil.
10-15 hari berikutnya sehabis ditempelkan, tali plastik dibuka. Batang pohon pokok dikerat melintang sedalam setengah diameternya, kira-kira 5-7,5 cm di atas okulasi, dan dilengkungkan sehingga pertumbuhan mata sanggup lebih cepat.
Setelah batang dari mata mencapai tinggi 1 m, belahan melengkung dari pohon pokok dipotong sempurna di atas okulasi dan lukanya diratakan, kemudian ditutup dengan parafin yang telah dicairkan.
Pohon okulasi ini sanggup dipindahkan ke kebun sehabis usia 8-12 bulan dan pemindahan yang paling baik yakni pada awal ekspresi dominan hujan. Dalam perbanyakan vegetatif yang perlu diperhatikan yakni untuk menjaga kelembaban udara tetap tinggi (+ 80%) dan suhu udara pada sambungan dilarang terlalu tinggi (antara 15-25°C).
Hal ini juga tidak harus dilakukan pada ekspresi dominan hujan berat dan terlalu banyak sinar matahari langsung. Benih yang berupa sambungan perlu disiram secara teratur dan dipupuk 2 ahad sekali. Pemupukan sanggup bersamaan dengan penyiraman, yaitu dengan melarutkan 1-1,5 g urea / NPK ke dalam 1 liter air.
Pupuk daun sanggup juga diberikan pada takaran dianjurkan pada kemasan. Sedangkan pengendalian hama dan penyakit dilakukan hanya bila diperlukan.

Pengolahan Media Tanam

Lahan untuk tumbuhan alpukat harus dikerjakan dengan baik; harus higienis dari pepohonan, semak belukar, tunggul-tunggul bekas tanaman, serta batu-batu yang mengganggu. Selanjutnya lahan dicangkul dalam atau ditraktor, kemudian dicangkul halus 2-3 kali. Pengerjaan lahan sebaiknya dilakukan ketika ekspresi dominan kering sehingga penanaman nantinya sanggup dilakukan pada awal atau ketika ekspresi dominan hujan.

Teknik Penanaman

Pola Penanaman

Pola tanam alpukat harus dilakukan dalam kombinasi variasi yang berbeda. Hal ini mengingat bahwa sebagian besar varietas tidak sanggup melaksanakan penyerbukan sendiri, kecuali varietas ijo panjang yang mempunyai tipe bunga A. Ada 2 tipe bunga dari beberapa varietas alpukat di Indonesia, yaitu tipe A dan tipe B. Varietas yang diklasifikasikan sebagai tipe A bunga berwarna hijau panjang, lingkaran hijau, merah panjang, lingkaran merah, cutecub, butler, benuk, dickinson, puebla, tangguh, dan hass.
Sementara yang diklasifikasikan sebagai tipe B yakni Collinson, itszamma, winslowsaon, fuerte, lyon, Nabal, Ganter dan ratu. Penyerbukan silang hanya terjadi antara dua jenis bunga. Oleh alasannya itu, penanaman alpukat dalam negeri yang harus dikombinasikan antara varietas dengan tipe bunga A dan tipe B yang menarik sehingga bunga penyerbukan bunga saling menyerbuki satu sama lain.

Pembuatan Lubang Tanam

  • Tanah digali dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi masing-masing 75 cm. Lubang tersebut dibiarkan terbuka selama lebih kurang 2 minggu.
  • Tanah belahan atas dan bawah dipisahkan.
  • Lubang tanam ditutup kembali dengan posisi menyerupai semula. Tanah belahan atas dicampur dulu dengan 20 kg pupuk sangkar sebelum dimasukkan ke
    dalam lubang.
  • Lubang tanam yang telah tertutup kembali diberi ajir untuk memindahkan mengingat letak lubang tanam.

Cara Penanaman

Waktu penanaman yang sempurna yakni pada awal ekspresi dominan hujan dan tanah yang ada dalam lubang tanam tidak lagi mengalami penurunan. Hal yang perlu diperhatikan yakni tanah yang ada dalam lubang tanam harus lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Hal ini untuk menghindari tergenangnya air bila disirami atau turun hujan.
Langkah-langkah penanaman yakni sebagai berikut :
  • Lubang tanam yang telah ditutup, digali lagi dengan ukuran sebesar wadah bibit.
  • Bibit dikeluarkan dari keranjang atau polibag dengan menyayatnya biar gumpalan tanah tetap utuh.
  • Bibit beserta tanah yang masih menggumpal dimasukkan dalam lubang setinggi leher batang, kemudian ditimbun dan diikatkan ke ajir.
  • Setiap bibit sebaiknya diberi naungan untuk menghindari sinar matahari secara langsung, terpaan angin, maupun siraman air hujan. Naungan tersebut dibentuk miring dengan belahan yang tinggi di sebelah timur.
  • Peneduh ini berfungsi hingga tumbuh tunas-tunas gres atau lebih kurang 2-3 minggu.

Pemeliharaan Tanaman

Penyiangan

Gulma tumbuh di sekitar tumbuhan alasannya di tempat itu ada banyak nutrisi. Selain tentangan dalam memperoleh makanan, gulma juga tempat berkembang biak hama dan penyakit. Oleh alasannya itu, biar tumbuhan sanggup tumbuh dengan baik, gulma harus disiangi (dicabut) secara teratur.

Penggemburan Tanah

Tanah disiram setiap hari tentu akan lebih padat dan udara di dalamnya kurang dan semakin sedikit. Akibatnya, akar tumbuhan tidak sanggup menyerap nutrisi secara bebas. Untuk menghindari hal ini, tanah di sekitar tumbuhan perlu digemburkan dengan hati-hati sehingga akar tidak putus.

Pengairan

Bibit gres ditanam memerlukan banyak air, sehingga penyiraman harus dilakukan setiap hari. Waktu yang sempurna untuk penyiraman yakni pada pagi/sore hari, dan jikalau hujan turun tidak perlu disiram lagi.

Pemangkasan Tanaman

Pemangkasan hanya dilakukan di cabang-cabang yang tumbuh terlalu ketat atau ranting yang mati. Pemangkasan dilakukan secara hati-hati biar luka bekas pemangkasan terhindar dari abses penyakit dan luka bekas pemangkasan sebaiknya diberi fungisida/penutup luka.

Pemupukan

Dalam budidaya alpukat usahakan mempunyai agenda pemupukan yang baik dan teratur. Mengingat sistem akar tumbuhan alpukat, khususnya akar rambutnya, dan pertumbuhan hanya sedikit kurang luas, pupuk harus diberikan agak sering dengan takaran kecil. Jumlah pupuk yang diberikan tergantung pada umur tanaman.
Ketika agenda pemupukan tahunan memakai urea (45% N), TSP (50% P), dan KCl (60% K) maka untuk tumbuhan usia muda (1-4 tahun) diberikan urea, TSP, dan KCl masing-masing 0 , 27-1,1 kg/pohon, 0,5-1 kg/pohon dan 0,2-0,83 kg/pohon. Untuk kehidupan produksi tumbuhan (5 tahun) diberikan urea, TSP, dan KCl masing-masing dari 2,22-3,55 kg/pohon, 3,2 kg/pohon, dan 4 kg/pohon. Pupuk harus diberikan empat kali setahun.
Mengingat tumbuhan alpukat mempunyai sedikit akar rambut, pupuk harus ditempatkan sedekat mungkin dengan akar. Caranya dengan menanamkan pupuk ke dalam lubang sedalam 30-40 cm, di mana lubang tersebut dibentuk sempurna di bawah tepi tajuk tanaman, melingkari tanaman.

Hama Dan Penyakit

Hama pada Daun
Ulat kipat (Cricula trisfenestrata Helf)
  • Ciri : Panjang badan 6 cm, berwarna hitam bercak-bercak putih dan dipenuhi rambut putih. Kepala dan ekor berwarna merah menyala.
  • Gejala: Daun-daun tidak utuh dan terdapat bekas gigitan. Pada serangan yang hebat, daun habis sama sekali tetapi tumbuhan tidak akan mati, dan terlihat kepompong bergelantungan.
  • Pengendalian: Menggunakan insektisida yang mengandung materi aktif monokrotofos atau Sipermetein, misal Cymbush 50 EC dengan takaran 1-3 cc/liter atau Azodrin 15 WSC dengan takaran 2-3 cc/liter.
Ulat kupu-kupu gajah (Attacus atlas L)
  • Ciri : Sayap kupu-kupu sanggup mencapai ukuran 25 cm dengan warna coklat kemerahan dan segitiga tansparan. Ulat berwarna hijau tertutup tepung putih, panjang 15 cm dan mempunyai duri yang berdaging. Pupa terdapat di dalam kepompong yang berwarna coklat.
  • Gejala : Sama dengan tanda-tanda serangan ulat kipat, tetapi kepompong tidak bergelantungan melainkan terdapat di antara daun.
  • Pengendalian : Sama dengan pemberantasan ulat kipat.

Penyakit

Antraknosa
  • Penyebab : Jamur Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) sacc. Yang mempunyai miselium berwarna cokleat hijau hingga hitam kelabu dan sporanya berwarna jingga.
  • Gejala : Penyakit ini menyerang semua belahan tanaman, kecuali akar. Bagian yang terinfeksi berwarna cokelat karat, kemudian daun, bunga, buah/cabang tumbuhan yang terjangkit akan gugur.
  • Pengendalian : Pemangkasan ranting dan cabang yang mati. Penelitian buah dilakukan agak awal (sudah renta tapi belum matang). Dapat juga disemprot dengan fungisida yang berbahan aktif maneb menyerupai pada Velimex 80 WP. Fungisida ini diberikan 2 ahad sebelum pemetikan dengan takaran 2-2,5 gram/liter.
Bercak daun atau bercak cokelat
  • Penyebab : cercospora purpurea Cke./dikenal juga dengan Pseudocercospora purpurea (Cke.) Derghton. Jamur ini berwarna gelap dan menyukai tempat lembab.
  • Gejala : bercak cokelat muda dengan tepi cokelat renta di permukaan daun atau buah. Bila cuaca lembab, bercak cokelat berkembang menjadi bintik-bintik
    kelabu. Bila dibiarkan, lama-kelamaan akan menjadi lubang yang sanggup dimasuki organisme lain.
  • Pengendalian : Penyemprotan fungisida Masalgin 50 WP yang mengandung benomyl, dengan takaran 1-2 gram/liter atau sanggup juga dengan mengoleskan bubur Bordeaux.

Panen

Ciri dan Umur Panen

Ciri-ciri buah yang sudah renta tetapi belum masak yakni :
  • Warna kulit renta tetapi belum menjadi cokelat/merah dan tidak mengkilap;
  • Bila buah diketuk dengan punggung kuku, menimbulkan suara yang nyaring;
  • Bila buah digoyang-goyang, akan terdengar goncangan biji.
Penetapan tingkat ketuaan buah tersebut memerlukan pengalaman tersendiri. Sebaiknya perlu diamati waktu bunga mekar hingga enam bulan kemudian, karena buah alpukat biasanya renta sehabis 6-7 bulan dari ketika bunga mekar. Untuk memastikannya, perlu dipetik beberapa buah sebagai contoh. Bila buah-buah contoh tersebut masak dengan baik, tandanya buah tersebut telah renta dan siap dipanen.

0 Response to "Cara Budidaya Buah Alpukat Unggul Berkualitas Tinggi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel